Minggu, 27 Juni 2010

Mykonos

Having Greek meals in Bali for nevertheless experiencing the true ambience of its eye-catchy islands, it would definitely be bumping for “Mykonos” at your first priority. A Greek-specialized restaurant, situated in the city center of Seminyak, precisely at Laksamana Oberoi Street is a place where they please the visitors.

First impression of coming was that, I’d say the designation restaurant is intended for the visitors to feel the ambiance of casualty supporting by "open restaurant" atmosphere (there are seats facing road under its veranda); wherein the white-color-cement floor and typical colored wall of “Greek Blue” can be found inside the restaurant. Now the big question is, how its specialties arouse us?

Given credit to my first impression of the menu sightseeing, the prices appeared are seemingly within my expectation. Appetizers and main courses range at Rp20,000-Rp50,000 and Rp50,000-75,000, respectively, wherein neither too cheap nor expensive (in a flash I remember the massive Euros that spent for for-two Greek seafood platter in Napoli). Essentially, the tastes of provided meals were very close to the real Greek meals that I’ve ever been tasted of. The use of “Humus” (sort of mashed-peanut, mixed with herbs) is a must of every served appetizer. Baked eggplants and tomato are bound to be key materials of every specialty, wherein of course extra virgin olive oil is strongly appeared within it in both form and taste.

In my opinion, the Greek meals are mainly derived by the taste of sour (from the combination of strong use of olive oil cooked with tomato, eggplants, and humus as well). That is why the freshness of vegetables is so critical to the meals, and the punctuality of "time of cook" matters in the process.

Have a try!

Posted by: Danu Hariosutejo




Jumat, 14 Mei 2010

My Jogjakarta Trip

Sudah hampir sebulan yang lalu saya ke Jogjakarta, Jawa Tengah. Dan baru sekarang akhirnya menulis tentang perjalanan saya tersebut. Benar-benar pemalas! Kalau tidak karena takut lupa sama sekali tentang pengalaman saya disana, mungkin sampai sekarang belum saya tulis juga. hehehe..

Saya pergi ke Jogjakarta bersama seorang teman untuk kemudian bertemu dengan teman-teman yang menaiki pesawat yang berbeda. Saya sendiri pergi dengan menaiki pesawat AirAsia. Kebetulan waktu itu dapat harga tiket promo, sekitar Rp 350.000, PP. lumayan lah iseng-iseng membuka website AA dan ada promo tersebut. Kebetulan saya juga belum pernah ke Jogja seumur hidup saya.

DAY 1
Kami tiba pukul 7.30 pagi di bandara Adisutjipto. Ya, memang sengaja mengambil penerbangan paling pagi karena kami hanya akan tinggal 2 malam saja. Dan dari bandara kami langsung menuju hotel untuk menitip koper.

Di Jogja saya menginap di Hotel Novotel, sebuah hotel bintang 4 yang terletak di Jalan Jendral Sudirman 89 YOGYAKARTA. Kesan saya terhadap hotel ini baik sekali. Kamar standard yang saya tempati cukup besar, kasurnya twin bed, dengan ukuran kasur yang ternyata cukup besar. Kamarnya bersih sekali, standar bintang 4 keatas.

Dari Novotel kami pergi mencari tempat sarapan. Atas saran dari pegawai Novotel, kami menuju stasiun tugu Yogyakarta. Disana terdapat warung soto yang katanya cukup enak. Namanya, Soto Ayam Pak Gareng. Dan benar saja, begitu kami sampai disana, terlihat tempat tersebut ramai sekali dengan pelanggan yang hendak sarapan.






Disana Saya memesan satu porsi soto ayam, yang didalam mangkuknya sudah dicampur dengan nasi putih, dan Saya menambahkan 1 tusuk sate ati ampela, dan tentu saja kerupuk putih sebagai pelengkap. Rasanya cukup enak, pas dimakan sebagai sarapan. Harganya juga sangat murah, Tidak heran, karena di Yogyakarta hampir semua makanan harganya murah bila dibandingkan dengan di jakarta. Untuk semangkuk soto campor dihargakan Rp 5000,- dan sate ati Rp 1500,- per tusuk. Murah sekali bukan?

Selesai sarapan kami menuju hotel untuk beristirahat sebentar.
















Siangnya, Saya mengunjungi malioboro, kebetulan beberapa teman saya memang sedang ada event di Mal Malioboro, jadi saya dan seorang teman langsung menuju pasar beringharjo dan Mirota batik di seberangnya untuk berburu batik dan pernak pernik khas Jogja.


Setelah itu kami bergerak untuk mencari tempat makan siang, rencananya kami ingin mencoba udang galah di restoran Mang Engking yang terletak sedikit di luar kota, tepatnya di Jl. raya Godean Km 16 Yogyakarta. Sayangnya, diperjalanan menuju kesana, tepatnya di Km 8 Jl. Godean, entah mengapa jalan raya ditutup karena ada pawai. Kami akhirnya memutuskan untuk mengalihkan tujuan karena sudah terlalu lapar. Akhirnya kami pergi ke Waroeng Pecel Solo yang terletak di Jl. Palagan Tentara Pelajar No. 52 Ngaglik Sleman Yogyakarta.


Kesan pertama saya memasuki warung ini adalah "wah, ini pasti mahal". Bagaimana tidak? interior dari "warung" ini sangat menarik. Dari luar kesan tradisional sangat terasa, namun dibuat se-apik mungkin dengan unsur vintage antik disana sini, saya jadi teringat restoran Pawon di kemang, tapi menurut saya lebih menarik Waroeng Pecel Solo ini dengan gebyok dan hiasan-hiasan antiknya. Kesan antik tersebut lebih kuat lagi begitu kita memasuki restoran ini.

Disana saya memesan nasi putih dengan pecel, telur pindang, dan bakwan jagung. Tentu saja dilengkapi kerupuk kulit yang enak sekali. Lalu saya meminta ditambahkan sambel bebek yang pedasnya pol!!. Mungkin karena saya sedang lapar sekali, tapi saat itu rasanya pecel tersebut adalah salah satu pecel terenak yang pernah saya makan. hehehehe..

Waroeng ini benar-benar recommended , apabila saya kembali ke Jogja, saya pasti akan makan disini. Dan harganya juga cukup murah, untuk makanan ditambah teh hangat manis dan es jeruk dihargakan Rp 32.000,- dan porsinya juga sangat banyak.

Malamnya, Saya dan teman-teman pergi menuju kaliurang, memang agak telat karena katanya paling enak ke kaliurang di sore hari. Tapi ya sudahlah, akhirnya kami sampai sekitar pukul 7 malam. Dan disana kami duduk-duduk sambil menikmati dinginnya udara ditemani sepiring jadah tempe dan teh hangat. Wah asik sekali. Jadah tempe ini adalah sejenis tempe bacem yang dimakan dengan ketan dan dilengkapi dengan cabe rawit. Paduan manis, gurih dan pedas dari rawit sungguh sangat pas dipadukan dengan kehangatan teh tawar hangat di dinginnya udara.


Setelah itu kami pindah ke taman rekreasi kaliurang untuk membeli wedang ronde. Sungguh di kesempatan yang cuma sebentar ini, saya dan teman-teman seakan tidak mau menyia-nyiakan waktu. Sebisa mungkin harus mencoba semua makanan yang bisa dicoba.
Kemudian dari situ kamipun kembali ke hotel.





DAY 2
Keesokannya, kami kembali menuju mailoboro mal, karena teman saya masih ada urusan disana. Sayapun menggunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan lagi di sepanjang malioboro dan mirota batik untuk berbelanja baju dan kain-kain batik.

Lalu sekitar jam 1 siang, saya dan seorang teman pergi mengunjungi Keraton Jogjakarta. Sayangnya, ketika saya sampai, Keraton sudah hampir tutup. Jadi saya bergegas membeli tiket dan masuk ke dalam, dan karena sudah mau tutup itu, kami jadi tidak bisa meminta guide untuk berkeliling keraton dan hanya menebeng rombongan yg sudah masuk sebelumnya.


Keraton Jogjakarta ternyata besar sekali. Didalamnya terdapat banguna-banguna yang dijadikan semacam museum yang menampilkan barang-barang kerajaan, foto-foto dari Sultan, dan Senjata. Terdapat pula joglo yang besr sekali yang biasa digunakan untuk upacara-upacara kerajaan, dan koleksi alat musik tradisional jawa. Sayangnya guide disana terkesan terburu-buru dalam menyampaikan keterangan. Beda dengan saat saya mengunjungi Vinmanmek Palace di bangkok, dimana setiap guide memberikan keterangan yang sangat jelas.




Sekitar pukul 3 sore kamipun kelaparan. Atas rekomendasi dari supir kami saat iru, kami makan di restoran Ayam Goreng Mbok Sabar yang terletak di Jl. Jagelan No. 32 Jogja. Sebenarnya Mbok Sabar ini memiliki beberapa cabang di Yogyakarta, kebetulan Jl. Jagelan ini lumayan dekat dari keraton.

Pesanan kami berdua datang, Nasi dan setengah ekor ayam goreng, dan kamipun mengambil sekantung kerupuk usus sebagai pelengkap. Rasa ayamnya manis dan gurih, dengan sambal yang suprisingly cukup pedas, ditambah kerupuk usus yang renyah dan gurih. Sungguh menggugah selera. Harganya lagi-lagi cukup murah. Saya lupa persisnya berapa tapi sekitar Rp 20000 perorang termasuk minum es teh manis.


Malamnya, acara yang paling ditunggu, tentu saja makan malam. :P
Sebelum berangkat ke Jogja, saya sudah merencanakan akan makan di Bebek Goreng Cak Koting yang terkenal enak. Jadi, acara makan bebek ini sudah sangat saya tunggu-tunggu.

Saya sangat suka bebek goreng ini, dagingnya empuk dan gurih. Kremesnya juga gurih sekali, menambah kenikmatan makan bebek dan nasi putih. Untuk sambalnya saya sebenarnya lebih suka sambal bebek goreng khas surabaya yang lebih terasa bawangnya dan cenderung lebih pedas. Tapi untuk bebeknya memang enak sekali di Cak Koting ini. Mudah-mudahan dia buka cabang di Jakarta. hehe..


DAY 3

Karena ini pertama kalinya saya ke Yogyakarta, maka saya tidak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Candi Borobudur. Jadi walaupun sorenya saya akan kembali ke Jakarta, tapi saya tetap menyempatkan untuk ke sana dengan memaksa seluruh rombongan karena mereka semua sudah pernah ke Borobudur.

Panasnya matahari, jauhnya perjalanan, dan tangga yang tinggi tidak menyurutkan semangat saya. Saya berusia 25 tahun dan belum pernah ke Borobudur?? memalukan! hehe... Dan semua terbayar ketika saya sampai di tingkat teratas candi, pemandangan sekitar benar-benar breath taking, sawah, gunung dan pepohonan membentuk pemandagan bak lukisan, sungguh cantik!
Ini dia foto-fotonya:



sedikit narsis gapapa yah?? :)

Capek jalan=jalan di Borobudur, dan juga sudah pukul 12 siang, kami bergerak kembali ke tengah kota untuk membeli oleh-oleh berupa bakpia pathok 75 dan beberapa cemilan khas Jogja lainnya. Lalu dilanjutkan dengan makan siang di Gudeg Jogja Yu' Jum.
ini juga salah satu tujuan utama selama di Jogja. Kurang sreg rasanya ke Jogja tanpa memakan makanan khas Jogja ini.

Kami datang langsung ke rumah Yu' Jum untuk makan siang. Saya sempat mengintip ke dalam dapur dari pembuat gudeg terkenal ini, dan saya benar-benar tercengang.
Bertumpuk-tumpuk kayu bakar teronggok di salah satu pojok ruangan yang cukup besar. Ya, gudeg disini dimasak dengan menggunakan kayu bakar. Sedikit bertentangan dengan semangat go green saya, tapi memang ini merupakan cara terbaik untuk memasak makanan karena wangi kayu bakar tidak akan didapat dengan menggunakan kompor gas.

Untuk rasanya? kebetulan gudeg Yu' Jum ini adalah gudeg yang kering, saya sempat mencoba gudeg yang basah di tempat lain. Menurut saya dua-duanya enak. saya tidak rasis untuk urusan gudeg.. hehe.. but this is something else, manisnya cukup dan sambal kreceknya juga enak. ditemani segelas es jeruk. Really made my day! :)



Setelah makan siang, Kami pun segera ke hotel untuk mengambil barang dan kemudian langsung menuju Aiport untk akhirnya terbang meninggalkan Yogyakarta dan menuju Jakarta.
Pengalaman yang menyenangkan, dan tentunya saya akan kembali lagi kesana, karena memang banyak sekali tempat yang belum saya kunjungi di Daerah yang memang Istimewa tersebut. :)

Senin, 03 Mei 2010

Kepiting Kenari

Location: Jl. Marsma R. Iswahyudi No. 05, Balikpapan - Indonesia

Another series of war amongst crab restaurants, here is "Kepiting Kenari", an urban-situated restaurant wherein is near to the designated east Borneo airport. Kepiting Kenari is served with various types of sauces using the massive-size of Kalimantan crab. The restaurant is however specialised in a sole "ala kenari" sauce (a sauce in which the taste is near to so-called "asam manis"). A generous portion of Kepiting Kenari (any kind of sauces) prices at Rp120,000 (or USD13), not too expensive if you are gone eating within 4 people in the table.

Posted by: Danu Hariosutejo

(Let's say) Udang Bakar Super

Location: (can't really remember, but it is near to the boarder line of Malaysia. The restaurant is designed for as "by the river" restaurant).

For the sake information, Kalimantan is not only famous by its Jungle, nonetheless they are also famous for its jumbo prawn. First impression of a visit, I thought that the designation restaurant is a sort of home-prawn ranch, as I saw a lively prawn pool inside the restaurant.

The prawn, as guessed, is grilled with only salt as its additional sauce (no other sauce is used here). The indonesian herb as "Sereh" is appeared as the complementary to its taste. Very tasty under the originated spice. A portion of jumbo prawn, consists of 6 or less prawns (depending on the size, the "jumbo" ones may just consist of 4 pieces of prawn), prices at Rp60,000 (USD5). Not bad, eh?

Posted by: Danu Hariosutejo




Pallu Basa

Location: Jl. Serigala, Makassar - Indonesia

A MUST VISIT RESTAURANT!

Pallu basa may be found as a truly Makassar food and is made by a-100% local meat. A portion of pallu basa is usually served with the so-called "Alas" (a raw egg), in which this Allas would increase the density of the soup and strengthen its taste as well. The soup is made by kind-of "Serundeng" (a fried-pieced coconut, cooked with sweet soy) blended with the well-cooked and softy meat.

Nothing more that can describe the taste of Pallu Basa than... (you name it, I always order at least 4 portions of it at the same time). This is a complete-flawless local food that I ever taste.

A portion of pallu basa prices at Rp15,000 or USD1.8 (including a plate of rice). Now you know why, eh? :)

Harus mencoba!

posted by: Danu Hariosutejo

Surya

Location: Mall Panakukang (top level), Makassar - Indonesia

As a counter attack of Santiga Seafood (oops sorry Lel :D), the coming profile is considered as the "local's favorite", and, okay it is time to reveal the truly and solemnly mean of delicious, It is called by “Kepiting Surya”, situated in the city centre of Makassar whereas precisely located in its most happening “Panakukang” Mall (top level). Surya Restaurant is actually specialised in “halal” Chinese food where people who visit here mostly go for its "black paper crab" (kepiting lada hitam).

No doubt on the freshness of its material, the crab, as inquired, is taken from Kalimantan, and hell-yeah, the size matters here :). Let me accordingly tell you why they use Kalimantan crab, instead of Javanese or (even) Sulawesi ones. It's because the way they cook is required so, why? The crabs should be initially steamed using a massive temperature before they are cooked with the desired sauce. The Kalimantan ones are well-known of its tough (or you might say) flexible texture of its meat, whereas the others are not as tough as this one. They (the restaurant staffs) are however agreeable that the javanese ones have the softer meat if they are cooked in a different way.

A full plate of surya crab prices at Rp160,000 (USD17) (quite expensive for Indonesian pocket, eh?).

Selamat makan!

Posted by: Danu Hariosutejo

Jumat, 30 April 2010

Yogyakarta Trip

Tomorrow! Yes! Tomorrow I am going to Jogja!
This is going to be my first time to Yogyakarta (Yogya,Jogja)
Am going to shop around, eat a lot. Feed me some Javanese culture..

Haven't made myself an itinerary. Oh shoot!

Kamis, 29 April 2010

Introducing: Danu Hariosutejo

From now on this blog have its co-writer. His name is Tejo. His experience in "culinary journey" are a lot more than me since his work consist of traveling to a lot of cities. Basically we both love to eat, and are narcissistically enough to write about it. So I hope Me and Him, both of Us, could give You more information about all that food eating fiesta.

He has His first writing here about Mie Anto, looks yummy, I never had it, for
I've never been to Makassar, which I've heard has sooo many great food (someday I will go there, and I promise You, when i'm there, I will eat the hard way!!).

So we both hope You'll enjoy the writing.
Happy Eating!!


Ps: Tejo has His own blog actually, here is the link http://lokalresto.blogspot.com/

Senin, 26 April 2010

Mie Anto

Location: Near to Losari beach, Makassar (ask locals, they would surely redirect you to the place)

For me, Mie Anto is probably one of the most anticipated home-cooked noodle restaurants in Makassar, its so-called stall opens daily from 11 AM to 11 PM, wherein crowd does always appear at 8 PM upwards. Having said to Makassar's home-cooked noodle restaurant, it has actually several of it, its most popular one, called "Mie Titie" can be found even in Jakarta. Nevertheless, there are only several tourists or national visitors who recognise Mie Anto as their favorite. My personal experience is that, when I visited Makassar for the very first time, a local driver advised me to pay a visit to this restaurant whereas Mie Anto serves a typical food of "iFu Mie" (a traditional Chinese fried noodle, served with additional kind of soup on it). In my opinion, Mie Anto has actually a distinctive taste from the other home-cooked noodle restaurant in Makassar, it has richer in ingredient, powerful taste of local preference and higher density of soupy ("lebih kental"), as compared with the others. The taste of so-called "Gurih" has been fulfilled my experience when tasting it. Generous portion of garlic, sliced chicken, and its (I'd tell you, "real") crispy-fried noodle have always pleased its customers.

A portion of Mie Anto prices at Rp13.000 (USD1.4), do not forget to add some seasoned-raw cucumber and chili (acar ketimun dan rawit) in order for experiencing sour and spicy flavor. Have a try!

Posted by: Danu Hariosutejo


Senin, 12 April 2010

How About Dessert?

Lokasi: Koi Restaurant & Galeri Jl. Mahakam I No. 2, Blok M South Jakarta Phone : (+62-21) 722 2864

A friend said to me, this place have the best Mille Fuille at Jakarta. I've never tried this kind of dessert anywhere else. And when I did try, it was very good. So I Guess i'm just gonna agree to his opinion.

Mille Fuille

At this Restaurant, Mille Fuille is served with a scoop of vanilla Ice cream. If you have passion in sweets, this is your kind of dessert. The price is quite cheap, Rp 35.000,- not include tax.


They also have this oh-so-yummy chocolate melt cake. I forgot the name on the menu. But, we could just order choco melt, the waiters will get it. The price is also Rp 35.000. Consist of 2 pieces hot choco melt cake, with a scoop of ice cream. Heaven!
So, all you sweet tooth people. Do come and try. Oh so good!

Minggu, 11 April 2010

STEAK JONI

Lokasi: Jl. Samanhudi Raya Pasar Baru - Jakarta Pusat

Siapa yang tidak suka steak? Kecuali anda vegetarian, tentunya anda pasti tergoda dengan sepotong daging yang dibakar dan diberi bumbu-bumbu khusus, dan biasanya disajikan dengan tambahan kentang goreng atau pure kentang dan sayuran. Saya pribadi sangat suka daging. Dan steak adalah masakan daging yang paling saya suka.

Minggu lalu saya mencoba salah satu tempat makan yang menyajikan steak sebagai menu utama. Namanya adalah Steak Joni. Makanan di Steak Joni ini terkenal murah dan enak. Jadi saya tidak ragu-ragu untuk mencobanya. :)
Steak Joni terletak di Jl. Samanhudi Raya Pasar Baru - Jakarta Pusat. Restorannya berupa ruko dan tenda di depan rukonya. Buka setiap pukul 7 malam. Pada saat saya sampai sekitar pukul 7.30 malam, resto ini sudah penuh dengan pengunjung. Untungnya teman saya sudah duluan sampai, jadi saya langsung dapat tempat duduk. Tempatnya sendiri kurang nyaman karena ramai dan panas akibat tidak adanya AC di resto ini. Terlebih lagi jika anda duduk di bagian yang tenda, selain pinggir jalan, banyak sekali pengamen plus asap dari bakaran daging yang mengepul, yang walaupun baunya enak tetap saja asap mengganggu. Tapi yah namanya juga steak murah, harus ada pengorbanannya.

Menu yang saya pesan saat itu adalah Rib Eye steak dengan saus black pepper. Seharga Rp 30.000,- harga yang sangat murah untuk daging impor. Memang harga steak disini semuanya sangat terjangkau. Untuk seporsi tenderloin steak impor saja diberi harga Rp 37.000,- untuk daging lokal harganya sekitar 26 ribuan seporsi. Dan porsinya saya rasa sekitar 200 gram, jadi cukup banyak.

Bagaimana dengan rasanya?
Saya pribadi cukup puas. Selain porsinya yang banyak, rasanya cukup enak. Dagingnya empuk dan juicy. Walaupun saya tidak memesan tingkat kematangan tapi daging yang saya makan dibakar medium well sesuai dengan selera saya. Jadi tekstur daging terasa sangat empuk. Saus black peppernya juga lumayan enak, tidak terlalu pedas. Dan yang paling saya suka, di resto ini saus sambalnya menggunakan saus sambal cap dua belibis, yang kebetulan adalah kesukaan saya.

Untuk minumnya saat itu lagi-lagi saya hanya pesan air mineral. Salah satu teman saya ada yang memesan minuman paling aneh yang pernah saya dengar. Jus Putih Telur. Apa??

Jus Putih Telur

Tapi saya belum berani mencoba minuman yang namanya aneh ini. Menurut teman saya yang pernah mencobanya, minuman ini terdiri dari putih telur dan alpukat. Saya tidak yakin dia serius atau bercanda. Saya sempat mencoba es terung belanda punya teman saya, tapi rasanya hanya sirup terung belanda dicampur soda. jadi kurang istimewa.

Jadi kalau anda sedang ingin makan steak dengan budget yang sedikit, Steak Joni ini patut dicoba karena rasa dan porsinya yang memuaskan. Saya pasti akan kembali lagi walau letaknya agak jauh di pasar baru.
Selamat mencoba!



Santiga Seafood (English Version)

The location: Benhil Jak Pus. In front of BCA Benhil, across the RM Padang Sederhana

From my friend's recommendation, last week I had finally visited the seafood Santiga stall that was located in the Jalan benhil. What i read in Google, all said that the Padang sauce crab was the best meal in this stall. So of course, it was the first thing I ordered when i finally get a spot to sit, the famous Padang Sauce Crab. FYI, in this stall, one portion of the crab consisted of two crabs, so you must tell to waiter if you only want to have one crab. The other menu that we ordered was, Padang sauce prawns, the chicken with butter sauce, and stir-fried kangkung cah telor puyuh. and of course rice and drinks. I ordered mineral water, and minyo had orange juice.
For the fried chicken butter we get them take away because i think we ordered too much food. hehe..

The Padang sauce prawns consisted of 5 quite big prawns. But not big enough, so for the price Rp. 42,000.- to a portion of these prawns for us was quite expensive. Quite tasty, but pricey.














The Kangkung cah telor puyuh priced by Rp. 18,000.- again, it was quite pricey since its sold in a tent stall. But it taste great and came with big portion.










The crab came last. Its size was big, and the crabs meat was very great. You could break off the meat from its shell pretty easy. From information that i read from internet, owner of santiga bought crabs directly from Tarakan each day. So his crab was definitely fresh. Padang sauce taste alright, not spicy enough for my taste. I might say, this padang sauce crab was second best. So far, the best Padang sauce i had was still the Padang Sauce Crab from a restaurant called Ameng 99 Pontianak in Jalan Gunung Sahari :) (i will write about Ameng 99 in a different post). Price for one crab here is Rp. 65,000.- which is quite reasonable since the size is huge. hehehe...

So for recap, the food here was quite good, although the price was expensive for a tent stall food. But because of the location that was close from home and my office most likely i will come back if i want to eat crabs, but too lazy to go to the north of Jakarta, the place where you can find most of the best seafood in Jakarta.
Not the best i've ever had, but just enough for me to come back.

Minggu, 04 April 2010

Santiga Seafood




Lokasi: Benhil Jak Pus. Depan BCA Benhil, Seberang RM padang Sederhana

Dari rekomendasi teman saya, minggu lalu saya akhirnya berkunjung juga ke warung seafood Santiga yang terletak di jalan raya benhil. Dari hasil Googling, semua bilang bahwa kepiting saus padang adalah menu unggulan di warung tersebut. Jadi tentu saja begitu sampai disana, yang paling pertama saya pesan adalah kepiting saus padang. Sempat kecele juga, begitu saya sampai, mas-masnya bilang sudah 2 hari ini kepitingnya tidak datang. Tapi untungnya beberapa saat kemudian, mas-mas waiternya bilang kalau kepitingnya baru saja datang. Jadi deh kami memesan 1 ekor kepiting saus padang.

Oh iya, di warung ini satu porsi kepiting terdiri dari dua ekor, jadi kita harus bilang ke waiternya kalau hanya mau pesan 1 ekor saja.

Menu lain yang kami pesan saat itu adalah, udang saus padang (sudah terlanjur dipesan dan dimasak sebelum tahu kalau kepitingnya ternyata ada), ayam saus mentega, dan tumis kangkung cah telor puyuh. Untuk ayam goreng mentega akhirnya kami bungkus karena kebanyakan lauk. hehe..



Udang saus padangnya terdiri dr 5 buah udang yang cukup besar. Tapi juga tidak terlalu besar, sehingga harga Rp. 42.000,- untuk seporsi udang ini menurut kami cukup mahal. Rasanya lumayan enak, tapi yah tidak sebanding dengan harganya.


Untuk Kangkung cah telor puyuhnya dihargakan Rp. 18.000,- lagi-lagi cukup pricey untuk harga di sebuah warung tenda. Tapi untuk rasanya cukup enak dan porsinya juga banyak.



Sedangka
n kepitingnya datang paling terakhir. Ukurannya besar, dan dagingnya juga enak sekali. Bisa langsung copot dari cangkangnya. Dari informasi yang saya baca di internet, memang pemilik santiga ini mendatangkan langsung kepitingnya dari tarakan setiap harinya. Jadi kepitingnya sendiri pasti fresh sekali. Untuk saos padangnya sendiri cukup enak, kurang pedas untuk selera saya.

So far, ini saus padang terenak ke-dua yang pernah saya coba. Yang paling enak sampai saat ini masih Kepiting saus padang Ameng 99 Pontianak di Jl. Gunung Sahari. :) (untuk resto ini nanti akan saya tulis di postingan yang berbeda)

1 ekor kepiting di Seafood Santiga dihargai Rp. 65.000,- Kalau yang ini harganya menurut saya sesuai dengan ukuran kepiting dan rasanya. Lumayan, mengingat lokasinya yang tidak jauh. hehehe...

Jadi kesimpulannya rasa cukup enak, walau harganya cukup mahal untuk sebuah warung tenda. tapi karena lokasinya yang dekat dan pasti saya lewati setiap hari, mungkin akan sering saya datangi kalau sedang ingin makan kepiting tapi malas pergi jauh ke daerah utara.
Not the best i've ever had. But just enough.

Selasa, 30 Maret 2010

Dinner Plan

Tonight minyo and i will try a warung seafood @ benhil called Santiga.
I've been browsing reviews about that warung, and lots of people said that their kepiting saus padang (padang sauce crab) are great. so.. i'll let you know whether the review are right. (really do hope so!)

Tomorrow.

Senin, 29 Maret 2010

Here We Go (ready,steady)

Hari ini saya bosan luar biasa, dan berpikir mengisi waktu luang untuk membuat blog walaupun sebenarnya pekerjaan kantor lumayan banyak :p.
Semoga saya bisa benar-benar berkomitmen dalam menulis blog ini yang rencananya akan saya jadikan sumber informasi yang berguna bagi pembacanya. Jenis informasinya sendiri belum saya tentukan tentang apa saja. mungkin lebih ke makanan dan travel, mungkin bisa juga sedikit tentang musik. Harus brainstorming dulu nih. Intinya informasinya akan berguna. Karena saya senang sekali apabila menemukan blog orang yang isinya membantu saya dalam mencari informasi tertentu.
Saat ini saya belum tau akan menulis apa. Jadi lanjutkan lain kali deh. :)